Jumat, 29 Oktober 2010

The Perfect Business Of The 21st Century



Buku terkini ... "The Business Of The 21st Century"

Sebuah fenomena baru yang semua perlu tahu !!! ... karena perubahan di sekeliling kita akan memberi dampak kepada kita secara negatif atau positif.

Tergantung dari sikap kita terhadap apa yang terjadi di sekeliling kita.



CIRI-CIRI BISNIS YANG SEMPURNA: 

1)Modal rendah
2)Resiko rendah
3)Waktu flexible
4)Tempat flexible
5)Tidak perlu kekhususan latar belakang pendidikan, pengalaman, keahlian
6)Ada pendidikan proses pengembangan diri & kepemimpinan
7)Bisa Auto Pilot
8)Memberi dampak kepada dan membantu orang lain
9)Berpindah Kuadran B/I
10)Menghasilkan Residual Passive Income
11)Bisa diwariskan
12)Menyeimbangkan 8 pilar aspek kehidupan: spiritual, mental, sosial, finansial, fisikal, keluarga, pengembangan diri, gaya hidup.

BISNIS SEMPURNA ... tidak cuma uang/materi TAPI lebih daripada itu.


Mari explore bersama kami dalam langkah maju untuk kebaikan masa depan.


aldi_affandi@yahoo.com

 

Senin, 25 Oktober 2010

The AAA School Of Success

Sebuah pilihan pembelajaran sukses dengan pembimbingan dan pendampingan
 Success, Life, Business, and Wellness Coaching


Perubahan VISI, MISI, PERSEPSI, PERSPEKTIF dan PARADIGMA
untuk SUKSES dalam aspek finansial dan non-finansial.

oleh:
Aldi A. Affandi
Success Coach

Selasa, 19 Oktober 2010

Kenapa banyak orang gagal berwirausaha

4 Pilar Kesuksesan Bisnis -- Luput Dari Pengetahuan "Wirausahawan"

Betapa banyak orang yang tertarik untuk memilki dan memulai usaha sendiri, tentunya dengan berbagai motivasi dan alasan mereka menginginkannya. Ada yang memiliki tujuan untuk mandiri (alias tidak terikat bekerja rutin pada Boss), untuk kebebasan keuangan dan waktu, juga yang mempersiapkan pensiun.

Fakta menunjukkan
bahwa dari semua orang yang memulai wirausaha, hanya 10% yang bertahan sampai dengan 2 tahun. Apa yang terjadi dengan selebihnya? Mereka berhenti -- bangkrut !!

Kemudian dari yang bertahan 2 tahun tersebut, terjadi "seleksi alam" lanjutan yang menyisakan 10% lagi bertahan sampai dengan 5 tahun ... yaitu sebenarnya
HANYA tinggal 1% yang bertahan wirausaha. Mengapa bisa begitu ?? Apakah begitu sulitnya untuk wirausaha ?

Suksesnya sebuah bisnis ditentukan oleh
4 PILAR -- yaitu BISNIS, EDUKASI, MENTOR dan CALON WIRAUSAHAWAN/WATI. Keempat pilar ini layaknya sebuah kursi "harus ada" keempat kakinya. Bila salah satunya tidak ada, maka kursi itu tidak bisa berdiri atau kalaupun berdiri (dengan tiga kaki) tidak akan kokoh.




Ilustrasi seorang calon pilot perlu masuk sekolah penerbangan dan dibimbing oleh instruktur untuk menggunakan dan menerbangi pesawatnya. Keempat unsur ini harus ada untuk berhasilnya seseorang menjadi pilot. Analogi tersebut bisa dikaitkan dengan pesawat (bisnisnya), sekolah penerbangan (edukasinya), instruktur (mentor/pembimbing) dan calon pilot (calon wirausahawannya).

Yang terjadi pada umumnya wirausahawan ketika mereka memulai adalah "hanya" terpaku memikirkan dan menyisihkan waktu perhatiannya hanya pada dirinya dan bisnisnya saja. Unsur edukasi (pendidikan pelatihan) dan pembimbingan ("mentoring") luput dari perhatiannya semata-mata karena kurangnya pengetahuan dan informasi dalam hal persiapan memulai bisnis.

Lagipula secara tradisional / konvensional, siapa yang akan memberikan edukasi dan mentoring, karena yang ada malah pesaing -- yang notabene "tidak akan" memberikan pembimbingan karena saingan. Akibatnya terjadilah "trial & error" dan patah tumbuh hilang berganti nya usaha/bisnis.

Seringkali kita melihat, mendengar atau mungkin mengalami sendiri bahwa usaha tersebut hanya bertahan kurang dari 2-5 tahun. Coba perhatikan di sebuah jalan / wilayah munculnya usaha-usaha baru (toko, rumah makan, salon, binatu, bengkel, apotik, klinik, kantor, dan lain-lain), tidak lama kemudian sudah tidak ada lagi.


Jadi ... sebenarnya apabila seseorang ingin memulai wirausaha perlu 2 unsur pendukung lainnya yaitu EDUKASI dan MENTOR. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan dan rekomendasi 2 pakar bisnis terkemuka dunia (sekaligus penulis buku terkenal) yaitu Robert T. Kiyosaki dan Donald Trump bahwa bila ingin memulai sebuah bisnis perlu mempertimbangkan beberapa hal ini: edukasi, pengembangan diri, jaringan dan pembimbing.

Dengan 4 Pilar ini boleh dikatakan kesempatan untuk berhasil di dunia usaha bertambah besar peluangnya, sehingga bisa masuk statistik 1% yang berhasil. Bahkan statistik itu pun akan menjadi lebih baik secara hukum rata-rata.


Dahulu (sebelum ini) kebanyakan orang memulai wirausaha "karena keadaan / sikon" -- PHK, Pensiun, atau keinginan ambisius tanpa persiapan kesiapan matang -- sehingga potensi gagalnya besar. Namun sekarang sudah di era dimana kita bisa memulai sebuah usaha dengan pelatihan, pembimbingan dan pendampingan -- dikenal dengan
"Entrepreneurship By Trained".

Sekedar TIPS:

Untuk bisa menikmati Kebebasan Keuangan dan Kebebasan Waktu ... pilihlah sebuah usaha yang bisa Auto-Pilot (alias bisa jalan sendiri bahkan tumbuh berkembang tanpa keterlibatan pemilik sebagai pelakunya karena terbantu oleh sistem yang bekerja)

Jangan takut ... Beranilah !! Ayo MARI ber-WIRAUSAHA ...



Salam Mandiri Bebas,



Aldi A. Affandi

Advisory Personal Coach
0838-98-0022-98
0815-8620-5277
aldi_affandi@yahoo.com

Rabu, 13 Oktober 2010

5 ALASAN UNTUK BERWIRAUSAHA

 
Pada umumnya masyarakat memiliki aspirasi hasrat untuk bebas merdeka, namun faktanya terbelenggu dengan keterbatasan-keterbatasan internal diri (pengetahuan, kemampuan, sikap dll.) dan eksternal lingkungan (pekerjaan, keluarga, kesempatan dll.)



Dalam lubuk hati mereka yang terdalam, tetap aspirasi itu menyala -- meskipun sudah redup tetapi tidak pernah padam -- untuk mencari kesempatan apapun untuk dapat direalisasikan.

WIRAUSAHA merupakan jalan menuju kebebasan / kemerdekaan yang diinginkan. Namun hasrat berwirausaha adalah hal pertama yang harus dimiliki. Karenanya membangkitkan hasrat tersebut dengan memperjelas dan memastikan alasan yang sebenar-benarnya apa yang menjadi faktor motivasi utamanya menjadi sangat penting, untuk menghindari "ikut-ikutan" dan kemungkinan kegagalan.

Berikut ini adalah 5 alasan kenapa orang perlu memilih jalan wirausaha:

Alasan Keuangan

  1. Mencari nafkah.
  2. Menjadi kaya.
  3. Mencari pendapatan tambahan.
  4. Menyiapkan untuk pendidikan anak.
  5. Jaminan stabilitas keuangan.

Alasan Kebebasan Waktu
  1. Dapat melakukan lebih banyak hal-hal yang disenangi / hobi.
  2. Menikmati rekreasi / jalan-jalan ke berbagai macam tempat indah.
  3. Memiliki waktu yang cukup dan berkualitas untuk keluarga.

Alasan Sosial & Penghargaan
  1. Memperoleh gengsi/status.
  2. Untuk dapat dikenal, dihargai dan dihormati.
  3. Untuk menjadi panutan.
  4. Agar dapat bertemu dengan orang banyak.

Alasan Amal Membantu Orang Lain
  1. Memberi pekerjaan kepada masyarakat.
  2. Membantu anak yatim.
  3. Membahagiakan orang tua.
  4. Demi masa depan keluarga.

Alasan Aktualisasi Diri
  1. Menjadi atasan / mandiri.
  2. Untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.
  3. Untuk menghindari ketergantungan pada orang lain.
  4. Untuk menjadi produktif dan untuk menggunakan kemampuan pribadi.
Dengan uraian ini harapan saya adalah semakin banyak teman-teman memutuskan untuk mempersiapkan diri untuk memulai wirausaha dengan alasan yang tepat. Semakin banyak dari kita yang menjadi wirausahawan akan memberi dampak positif dan besar kepada negeri yang kita cintai ini.

Salam Wirausaha,


Aldi A. Affandi
Micro Entrepreneurship Advisor
0838-98-0022-98
0815-8620-5277
aldi_affandi@yahoo.com

ANDA BISA ... ber-WIRAUSAHA SEKARANG JUGA !!!

Ini dapat menjadi sebuah alternatif untuk:
  1. memulai / memiliki usaha sendiri
  2. melakukan diversifikasi usaha
  3. diversifikasi penghasilan (extra)
  4. melakukan penyebaran resiko dengan ada alternatif 

Silakan explore baik-baik ide kesempatan ini ... 

Mungkin ini menjadi jawaban do'a anda !!



























PERBEDAAN PARADIGMA -- Pendekatan Business/Marketing

Terlalu banyak macam jenis pilihan peluang (kesempatan) untuk melakukan bisnis dengan berbagai bentuk pemasaran telah membuat masyarakat "bingung" dan "mis-konsepsi" terhadap hal yang sebenarnya.

Berbagai macam penawaran beredar (berseliweran) di sekitar kita dengan menjanjikan hal yang "muluk" bahkan sampai dengan yang mengatakan akan mendapatkan "return" lebih mudah, lebih cepat dan lebih besar. HATI-HATI dengan PENAWARAN seperti tersebut !!

Ini telah mengakibatkan banyak sekali kekeliruan terjadi di masyarakat dalam hal ekspektasi, penerapan, dan bahkan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Beberapa contoh dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukkan bahwa banyak pihak/oknum yang menggunakan kedok usaha MLM, Investasi, Arisan Berantai dan lain sebagainya yang pada akhirnya merupakan jenis penipuan klasik yang dipoles menjadi tawaran menarik terkini.

Untuk memberikan informasi, persepsi,perspektif dan paradigma yang benar mengenai jenis pendekatan bisnis /marketing, berikut ini adalah gambaran beberapa konsep bisnis/marketing yang ada:
  1. Direct Selling ... 1 x 1000
  2. Multi Level Marketing ... 10 x 100
  3. Guerilla Marketing ... 100 x 10
  4. Network Marketing / Franchising ... 1000 x 1
  5. Referral Marketing ... 1000 x 10
  6. Intellectual Distribution ... 1000 x 100
  7. e-Commerce ... 1000^10

Deskripsi dari masing-masing pendekatan:
  • Direct Selling: berorientasi kental pada sales product ... tercermin dengan 1x1000 ... yaitu seorang salesman bisa menjual 1000 produk. Tetapi bila salesman tsb sakit, tidak akan ada penjualan/omset.
  • Multi Level Marketing: berorientasi pada perekrutan beberapa salesman untuk bisa menjual sehingga bisa mencapai omset lebih besar ... tercermin dengan 10x100 ... yaitu beberapa salesman (10 orang) menjual banyak (100) produk. Tetapi bila semua salesman sakit/tidak aktif, maka tidak akan ada penjualan/omset.
  • Guerilla Marketing: berorientasi pada membentuk sel-sel/kelompok kerja (seperti gerilyawan) yang mahir melakukan marketing (bukan sales) untuk bisa memasarkan produk ke target pasarnya ... tercermin dengan 100x10 ... yaitu para marketer (100 gerilyawan) aktif melakukan pemasaran beberapa (10) produk.
  • Network Marketing / Franchising: berorientasi pada pembentukan komunitas konsumen yang loyal yang mengkonsumsi produk ... tercermin dengan 1000x1 ... yaitu para konsumen (1000 orang) menggunakan sedikit (satu) produk saja. Bila para konsumen sakit, mereka tetap akan belanja rutin kebutuhan mereka alias omset penjualan tetap terjadi.
  • Referral Marketing: berorientasi pada konsumen yang loyal mengkonsumsi beberapa produk ... tercermin dengan 1000x10 ... yatu para konsumen loyal (1000 orang) menggunakan beberapa (10) produk. Bila para konsumen sakit, mereka tetap akan belanja rutin kebutuhan mereka alias omset penjualan tetap terjadi.
  • Intellectual Distribution: berorientasi pada rekomendasi dan distribusi oleh para konsumen kepada komunitas sekeliling mereka, karena para konsumen ini juga menjadi pelaku bisnisnya ... tercermin dengan 1000x100 ... yaitu para 1000 konsumen (sekaligus pebisnisnya) memberikan rekomendasi ke lingkungannya tentang sejumlah (100) produk/jasa yang mereka gunakan/nikmati/senangi dan mendistribusikannya kepada para pengguna.
  • e-Commerce: beorientasi pada komunitas konsumen yang luas yang dapat bertransaksi dengan tidak dibatasi waktu dan wilayah, juga sekaligus mereka bisa melakukan rekomendasi (referral) kepada lingkungannya dan bisa mendistribusikannya ... tercermin dengan 1000^10 ... yaitu para 1000 konsumen dapat melakukan variasi dari konsumsi, rekomendasi, pemasaran dan memiliki bisnisnya juga jalur distribusinya.
Sebagai analogi sederhana untuk mendapatkan gambaran terhadap setiap hal di atas. Ibaratnya BURGER bisa dijual dengan beberapa cara seperti:

1)Dijual di rumah

2)Dijual di gerobak di pinggir jalan

3)Dijual dengan dagang keliling asongan

4)Dijual di sebuah "rumah makan"

5)Dijual dengan cara seperti McDonald (franchise).


Sama-sama BURGER sebagai obyeknya, tetapi bila kita memilih salah satu tentunya ada konsekuensi logis jenis upaya yang akan terkait. Tapi bila kita ingin memiliki BISNIS BURGER yang SUKSES, tentunya kita akan mengambil pilihan seperti sistem McDonald (meskipun tidak lebih enak daripada yang dibuat di rumah).

Tulisan ini dibuat untuk meluruskan mis-persepsi dan mis-konsepsi yang terlanjur keliru dianut oleh masyarakat sehingga merugikan para pebisnis, pelaku usaha, produsen produk, penyedia jasa dan juga para konsumen.

Semoga ini bermanfaat dan dapat menjelaskan.


Salam Optimis,

Aldi A. Affandi
Advisory Personal Coach
0838-98-0022-98
0815-8620-5277
aldi_affandi@yahoo.com

Employee VS Entrepreneur

Rekan-rekan sekalian, bila tulisan ini bermanfaat dan dirasakan positif, mohon kiranya bisa di-"SHARE" (disebarkan/ditularkan) kepada teman-teman lain sebagai bagian dari amal positif kita ke lingkungan sekitar kita.

Bayangkan bila setiap dari temans kita yang membaca melakukan hal yang sama ... akan luar biasa dampaknya terhadap tumbuhnya lingkungan positif di sekitar kita, bahkan di negeri yang kita cintai ini akan penuh dengan positif.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Seorang karyawan (bahkan tingkatan Direktur) berkata pada dirinya "Seandainya saja saya seorang pengusaha (entrepreneur), saat ini saya mestinya sedang menikmati waktu saya dengan hal yang saya sukai."

Pernyataan keinginan di atas jamak sekali kita dengar atau bahkan alami. Ini merupakan sebuah fenomena menarik yang terjadi pada mayoritas orang. Sebenarnya apa yang terjadi dengan yang bersangkutan dalam 5 tahun terakhir?

Beliau tidak pernah "memutuskan" untuk menjadi seorang entrepreneur, tidak pernah "memutuskan" untuk melakukan sesuatu berbeda untuk perubahan ke arah tujuan tadi, dan tidak pernah "memutuskan" untuk memiliki sesuatu yang biasanya diputuskan oleh para entrepreneur awalnya.

Jadi faktor KEPUTUSAN merupakan hal utama yang pertama perlu diambil.

Ketika temannya atau saudaranya dulu ketika sama-sama baru lulus kuliah/sekolah, memutuskan untuk menjadi entrepreneur, beliau (si karyawan direktur) tidak mengambil keputusan dan jalan tersebut. Ada seorang temannya yang mengambil kesempatan untuk bekerja dulu sebgaia karyawan untuk beberapa tahu, tetapi di titik tertentu (tidak terlalu lama sejak mulai bekerja) dia telah menentukan tujuan dan arah nya untuk menjadi entrepreneur.

Kenyataannya hari ini terjadi perbedaan yang cukup signifikan dalam kehidupan keduanya (bisa dilihat di grafik berikut ini):

Hal di atas semata-mata karena sebuah keputusan sederhana beberapa tahun lalu.

Bagaimana dengan 5 tahun ke depan?

Apakah hal rutin yang sama yang akan kita lakukan, atau kita sudah harus ambil keputusan?

Bertahun-tahun karir sebagai profesional karyawan sampai dengan direktur telah membuat yang bersangkutan memiliki atribut ciri seperti berikut:

1. Menilai keamanan pekerjaan lebih daripada kesejahteraan.
2. Terbiasa tangan menengadah (alias menerima upah gaji saja).
3. Rutin rutin dan rutin, dengan jam kerja yang panjang.
4. Konstan tetapi relatif rendah pendapatan.
5. Bekerja untuk membangun aset orang lain (pemilik perusahaan/pemegang saham).
6. Tidak suka mengambil resiko.
7. Bisa dipecat PHK sewaktu-waktu.
8. Rentan terhadap resiko.
9. Membangun sistem untuk kepentingan pemilik perusahaan.
10.Membayar pajak terhadap total penghasilan.
11.Tidak membangun aset pribadi.
12.Mendapatkan "active income" yang mana terkena pajak jauh lebih tinggi daripada entrepreneur.
13.Melakukan investasi di luar pekerjaan.
14.Tidak mau / sulit mau berubah.
15.Mesti mengikuti pola menabung dan investasi yang ketat untuk mendapatkan keamanan keuangan sebelum mereka pensiun.
16.Tidak akan menjadi seorang yang memiliki kebebasan keuangan ketika muda.
17.Tidak memiliki posisi tawar yang kuat terhadap peraturan perusahaan dan pemilik perusahaan.
18.Hanya menggunakan sedikit dari kemampuan yang mereka sebenarnya miliki.
19.Menghasilkan uang hanya ketika mereka bekerja.
20.Bekerja untuk mendapatkan "uang pensiun".

Sementara kawannya dan juga saudaranya telah membentuk diri mereka dengan proses pembelajaran sebagai berikut:

1. Menghargai kesejahteraan lebih daripada sekedar keamanan pekerjaan.
2. Bersedia untuk berkorban "tanpa penghasilan".
3. Bekerja dengan waktu yang panjang, apalagi ketika memulai wirausaha.
4. Memiliki potensi pendapatan yang sangat sangat tinggi.
5. Membangun aset pribadi mereka.
6. Memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap resiko.
7. Bersedia untuk mengambil resiko yang bisa diperhitungkan dan rasional.
8. Membangun sistem untuk kepentingan mereka untuk bebas.
9. Membayar pajak dari pendapatan bersih.
10.Membangun aset, dan lalj menggunakannya untuk membeli aset lain.
11.Membangun passive income dan portfolio income.
12.Berinvestasi di dalam usahanya.
13.Bisa melakukan diversifikasi dengan cara yang sama sebelumnya untuk sukses.
14.Cepat beradaptasi terhadap perubahan
15.Memutuskan dan memilih siapa yang bisa bekerja untuk mereka.
16.Memiliki kebebasan untuk mengendalikan usahanya.
17.Bisa menggunakan seluruh potensi kemampuan dirinya.
18.Jarang sekali melakukan hal yang sama untuk 2 hari berturut (alias tidak rutinitas).
19.Tidak memerlukan uang pensiun, karena aset yang terbangun yang akan mengalirkan uang terus.
20.Menghasilkan pendapatan ketika mereka sedang tidur.

Keputusan kita hari ini menentukan keadaan kita 5 tahun ke depan !!

Bagaimana dengan anda?

Mari melangkah dengan kami melalui sebuah kesempatan program bisnis dengan pembimbingan dan pendampingan.

Salam Mandiri Bebas,


Aldi A. Affandi
Advisory Personal Coach
0838-98-0022-98
0815-8620-5277
aldi_affandi@yahoo.com

HARUS BACA !! .. Berbagai pembicaraan umum sekarang


Situasi sekarang ini kita kerap kali bahkan sangat sering mendengarkan pembicaraan-pembicaraan seputar yang berikut ini ...

Sebuah pembicaraan di kalangan karyawan usia 25-35 tahun:

Si A: “Saya kemarin baru lihat slip gaji bulan ini, ternyata kenaikan yang saya terima tidak sebanding dengan apa yang saya sudah berikan untuk perusahaan. Saya berharap lebih ternyata hanya 7% kenaikannya.”

Si B: “Bagus kamu dapatnya 7%, sedangkan saya yang sudah lebih lama dari kamu kerjanya cuma dapat 4% saja. Padahal saya sudah memiliki keluarga, sementara kebutuhan meningkat tapi di luaran inflasi lebih tinggi. Saya menyadari sepenuhnya bahwa daya beli saya menurun dari tahun ke tahun. Karenanya saya berpikir untuk punya alternatif penghasilan selain daripada gaji.”


Sebuah pembicaraan di kalangan karyawan dan manager di masa kerja 10-15 tahun:

Si A: “Kata teman saya kalau kita sudah bekerja 10 tahun, dan kita melihat bahwa kemungkinan dalam 5 tahun ke depan (sebelum usia 40 tahun) kita belum bisa mencapai posisi puncak di perusahaan kita bekerja, sudah seharusnya kita pindah kapal atau keluarkan sekoci (perahu kecil penyelamat) supaya kita bisa keluar dari sikon yang tidak akan menguntungkan bagi kita. Gitu katanya !”

Si B: “Persis sama dengan yang saya dapat dari paman saya kemarin ketika ada kumpul keluarga. Dia juga menyarankan begitu. Dia sekarang sudah menjadi pengusaha sukses karena mengambil keputusan tepat di saat usia pra 40. Dibutuhkan niat, motivasi dan keberanian mengambil keputusan katanya.”


Sebuah pembicaraan di kalangan karyawan, general manager, direktur di usia 40+ tahun:

Si A: “Saya sedang memikirkan apa yang akan saya lakukan untuk bisa mempertahankan gaya kehidupan saya seperti sekarang ketika saya sudah tidak menjabat lagi. Baru saja tadi saya makan siang dengan teman profesional yang baru saja melepaskan jabatannya dan sekarang dia kembali ke status keprofesian (tidak menjabat structural lagi). Dia menyesal tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi masa seperti kini. Sekarang dia harus cari tambahan untuk mempertahankan kehidupannya.”

Si B: “Pengalaman ini terjadi dengan kakak saya yang tahun lalu mengalami hal seperti itu, sekarang dia harus berjuang untuk mencari nafkah lebih dengan berdagang di luar pekerjaan utamanya. Ini peringatan bagi kita sekaligus pembangkit motivasi kita untuk mengambil tindakan tepat sekarang untuk antisipatif.”


Sebuah pembicaraan di kalangan calon pensiun dan pensiunan:

Si A: “Kenapa ya perusahaan baru memberikan pembekalan dan pelatihan kepada kita sekarang ini untuk menyiapkan masa pensiun, sementara usia kita sudah masuk masa dimana kita lebih takut, cemas, ragu, bingung. Ternyata uang pensiun yang saya terima hanya 20% dari gaji pokok saya terakhir. Jadi saya harus menyesuaikan gaya hidup saya untuk turun 80% dari biasanya.

Si B: “Apa yang kamu alami sudah saya alami 10 tahun lalu. Untungnya saya ketika di usia muda produktif menyempatkan diri menyisihkan waktu untuk mempersiapkan sumber penghasilan lain untuk menyokong kehidupan keluarga dan persiapan pensiun. Saya lakukan ketika usia saya 30an tahun. Bersyukur saya bahwa itu pilihan keputusan tepat. Dibutuhkan waktu 5 tahun memiliki suatu usaha mandiri yang stabil menguntungkan dan terus berkembang sampai sekarang.”


Sebuah pembicaraan di kalangan ibu rumah tangga:

Si A: “Jeng, aku lagi pusing nih mana anak mau masuk sekolah lanjutan butuh biaya besar, sementara gaji suami nggak cukup. Barang harga di luar mulai melambung lagi. Ada usul nasehat bagaimana untuk mensikapi dan mensiasati situasi keuangan keluargaku, Jeng?”

Si B: “Yang aku alami selama ini yan aku dan suami berusaha keras untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari apa yang kami masing-masing bisa dan punya kelebihan kemampuan. Alhamdulillah bisa tercukupi. Tapi itupun kita harus menyesuaikan pilihan gaya hidup kita. Hemat dan mengeluarkan uang yang tepat guna.”


Sebuah pembicaraan di kalangan mahasiswa:

Si A: “Eh, kemarin om saya bilang ke saya bahwa kalau kita lulus S1 lalu kerja di perusahaan sangat bagus dapat gajinya ternyata di bawah dari nilai layak hidup di kota kita tinggal. Apalagi kalau kita sudah berumah tangga. Sekarang bukan zamannya lagi untuk kerja cari pengalaman aja dulu, tanpa harus mikirin berapa besar gajinya, kata om saya. Sekarang kita harus mencari pekerjaan yang bisa memberikan kelayakan hidup. Saran dia, kita dari sekarang sudah harus punya orientasi produktif menghasilkan dari kegiatan usaha, bisa dimulai dengan berdagang kecil-kecilan dulu di masa mahasiswa, sambil belajar meningkatkan kecerdasan bisnis.

Si B: “Benar sekali. Itu juga yang disarankan oleh kakak kelas kita. Dia mengalami persis seperti apa yang om kamu katakan. Kebetulan sekali dia ketika mahasiswa sudah memulai bisnis. Ternyata ketika dia melamar pekerjaan tapi sudah punya penghasilan dari bisnis dia itu, membuat dia punya posisi tawar yang bagus ketika interview. Jadilah dia dapat pekerjaan yang lebih baik daripada kakak-kakak kelas kita lainnya yang melamar pekerjaan tapi tidak punya posisi tawar.


Sebuah pembicaran di kalangan pengusaha, pebisnis, wirausahawan yang sukses dan yang baru mulai:

Si A: “Pernah tahu ngga fakta ini … dari 100 orang memulai usaha, yang bertahan di tahun ke 5 tinggal 10 orang, lalu di tahun ke 10 tinggal 1 orang. Aku nggak nakut-nakutin lho tapi ini kamu harus tahu bahwa ini fakta hokum alam. Apakah ini membuat kita jadi mundur? TIDAK. Kita maju terus dengan kita harus tahu bahwa kita harus mendapatkan edukasi, pembimbingan dan wadah usaha yang tepat, sehingga kita akan sukses berwirausaha. Itu yang aku alami.

Si B: “Oh gitu ya, pantesan di sekitar jalan ray dekat rumah saya banyak sekali usaha yang patah tumbuh hilang berganti dalam 1-2 tahun. Ada salon, binatu, bengkel, rumah makan, fotokopi dan lain-lain. Rupanya ada hokum alam seperti itu ya. Jadi saya harus mempersiapkan diri secara edukasi pola piker, mental, sikap, disiplin, gaya hidup dan mendapatkan pembimbing yang tepat untuk bisa belajar ya. Saya kira tadinya dengan punya modal saja saya sudah bisa memulai dan mempercayakan usaha itu untuk dijalankan poleh orang yang kita percaya. Ternyata ngga begitu ya.


Sebuah pembicaraan di kalangan pengusaha berpengalaman:

Si A: “Tahun lalu saya diversifikasi buka usaha baru. Semua perhitungan di atas kertas dan peta kekuatan sudah diperhitungkan akan balik modal dalam waktu 5 tahun. Tapi ternyata faktor eksternal dan internal yang di luar kendali kita membuat itu jadi berantakan. Barusan saya baru meeting untuk ambil keputusan untuk lakukan cut-loss untuk menghindari kerugian lebih besar. Bagaimana dengan usaha kamu sekarang.”

Si B: “Sama … kita mengalami sikon yang sama. Dua bulan lalu saya lakukan cut-loss juga. Sekarang ada info ngga kira-kira usaha apa yang tahan untuk bisa terus berjalan dan berkembang ya. Saya dengan si C sangat sukses dengan pilihan usaha dia yang dia tekuni dan sudah diversifikasi ke beberapa lain juga sukses. Kenapa kita nggak ngobrol tukar pikiran dengan si C, siapa tahu dapat ide peluang dan informasi berharga ya.”

------------------------------------

Situasi manakah yang relevan dengan kita ?

Bagaimana kita mensikapi dan mensiasati sikon kita dan apa langkah nyata kita?


Program MBA 10/10: (BUKAN … Master of Business Administration), TAPI …
• MEGA BUSINESS APPRENTICE (program magang membangun bisnis pribadi yang besar)
• MEMBANGUN BISNIS ASET pribadi
• MIND your own BUSINESS ASSET

Dalam waktu 10 bulan paruh waktu dibimbing untuk membangun bisnis asset pribadi minimal senilai Rp 2 Milyar yang akan menghasilkan Residual Cashflow In sebesar Rp 10 juta per bulan secara kontinu.

1. Bandingkan dengan kenaikan gaji pada umumnya 10% per tahun. Dibutuhkan gaji sekarang Rp 100 juta/bln dulu untuk mendapatkan kenaikan Rp 10 juta.

2. Bandingkan dengan kalau kita harus mengumpulkan menabung uang mencapai 2 Milyar. Bila kita menabung Rp 2 juta per bulan maka dibutuhkan waktu 83 tahun menabung.

3. Bandingkan untuk mendapatkan uang Rp 10 juta pasif dari menyewakan ruko, maka dibutuhkan memilki dulu 2 ruko senilai @Rp 1 Milyar untuk mendapatkan uang sewa sebesar Rp 10 juta/bulan.

4. Bandingkan dengan kalau sebagai pengusaha harus mendapatkan net profit (keuntungan bersih) sebesar Rp 2 Milyar, harus mendapatkan proyek yang besarnya mungkin sebesar 10 Milyar ke atas. Belum modal dan resiko yang akan dihadapai.

5. Bandingkan dengan harus memiliki deposito di bank sebesar Rp 2 Milyar untuk mendapatkan bunga pola bagi hasil sebesar Rp 10 juta/bulan.

Rasanya ke 5 (lima) pilihan alternatif di atas adalah pilihan yang tidak realistis untuk mayoritas kita.

Bagaimana dengan kita ??

Muara dari semua situasi tersebut adalah … sebuah keputusan untuk mau berubah.

Memiliki pola pikir … untuk kemandirian financial dengan memiliki sumber penghasilan berkesinambungan (tidak putus-putus)yang dapat mencukupi bahkan melebihi dari kebutuhan gaya hidup yang kita pilih.

Semua yang ada di dunia sekarang diawali dengan sebuah ide dan mimpi. Apa mimpi kita ?
Kemudian dilanjutkan dengan niat, keputusan dan komitmen untuk mewujudkannya.
Mulailah melangkah dengan semangat dan punya hasrat menggebu untuk meraihnya.

Program MBA 10/10 akan jadi wadah yang tepat untuk sikon anda yang manapun !!


Salam 10/10,

Aldi A. Affandi
Principal for Program MBA 10/10
0838-98-0022-98
0815-8620-5277
aldi_affandi@yahoo.com

Renungan & Pencerahan Bagi PRA PENSIUN 40+

Temans,

Hidup kita tidak semata-mata materi, tetapi lebih daripada itu.   
Berbagi adalah membahagiakan.
Menyampaikan meskipun sepotong informasi baik akan bermakna untuk orang lain.

 

 


 


10 Strategi Dahsyat untuk melipatgandakan motivasi dari dalam diri Anda

Rekan-rekan sekalian, bila tulisan ini bermanfaat dan dirasakan positif, mohon kiranya bisa di-"SHARE" (disebarkan/ditularkan) kepada teman-teman lain sebagai bagian dari amal positif kita ke lingkungan sekitar kita.

Bayangkan bila setiap dari temans kita yang membaca melakukan hal yang sama ... akan luar biasa dampaknya terhadap tumbuhnya lingkungan positif di sekitar kita, bahkan di negeri yang kita cintai ini akan penuh dengan positif.

-------------------------------------

10 Strategi Dahsyat untuk melipatgandakan motivasi dari dalam diri Anda

1. Ciptakanlah kebiasaan untuk melakukan positive affirmation (pengulangan positif) setiap hari khususnya pada pagi hari. Katakanlah, “Saya akan menjalankan hari ini dengan antusiasme yang tinggi dan siap mengambil tindakan atas setiap kesempatan yang diberikan.” “Kegagalan hanyalah batu loncatan mencapai kesuksesan.” Atau, “Saya adalah seorang juara dan hanya yang terbaik yang saya berikan untuk hari ini.” Ingatlah, pikiran bawah sadar kita adalah penggerak kesuksesan dan kegagalan kita. Masukkanlah pikiran-pikiran yang memperkuat pencapaian sukses Anda.

2. Pergunakanlah kata-kata positif dengan mengganti perbendaharaan kata-kata negatif Anda. Sebuah survey menemukan bahwa kebanyakan orang menggunakan kata-kata negatif (demotivasi) sebanyak 75% dalam percakapan mereka sehari-hari. Gantilah kata “masalah” menjadi “tantangan”, kata “halangan” menjadi “kesempatan”, “tidak mungkin” menjadi “mungkin”, “tidak mampu” menjadi “mampu”. Dengan menggunakan kata-kata positif, Anda mampu mengendalikan pikiran, perasaan, dan tindakan Anda kea rah yang positif. Oleh karena itu, hindarilah orang-orang negatif yang dapat menularkan kata-kata negatif yang menghancurkan motivasi Anda.

3. Lakukanlah olahraga secara rutin minimum 15 menit tiga kali dalam seminggu. Suatu survey yang dilakukan oleh Gallup menemukan bahwa mereka yang berolahraga, 66% merasa lebih rileks, 62% menemukan energy baru, 51% mempunyai penampilan yang lebih menarik, dan 37% menjadi lebih kreatif di dalam pekerjaannya. Ingatlah, jika Anda merasa kurang semangat, BERGERAKLAH!

4. Ambillah resiko dalam hidup Anda. Seringkali demotivasi dating menghantui kita karena seringnya kita mengerjakan pekerjaan yang bersifat rutinitas. Kita sering terjerat di dalam zona nyaman, dengan berusaha menghindar dari resiko baru dan menjauhkan diri dari kegagalan. Mulailah dari hal yang mudah, sebagai contoh ambillah rute baru yang berbeda ke tempat kerja Anda, cobalah kegiatan atau hobi baru dalam hidup Anda, bergaullah dengan teman baru yang mungkin berada di luar profesi Anda. Mulanya mungkin menjadi hal yang sulit dan tidak enak, namun lama kelamaan akan menjadi kebiasaan yang dapat terus memotivasi hidup ini.

5. Penuhilah waktu dan pikiran Anda dengan bacaan-bacaan yang positif, seminar-seminar motivasi dan pengembangan diri, dengarkanlah musik-musik yang menambah motivasi dalam diri Anda. Buku-buku cerita sukses mengenai orang-orang yang berhasil keluar dari kegagalan-kegagalan hidup, hal ini pasti akan memompa semangat Anda.

6. Lakukanlah visualisasi terhadap apa yang Anda ingin capai. Makin sering Anda melakukannya makin tinggi intensitasnya, Anda akan lebih termotivasi untuk mewujudkannya dengan segera. Carilah gambar-gambar yang mengasosiasikan tujuan Anda, kemudian tempellah di tempat-tempat yang mudah terlihat dan bawalah di saku Anda dan lihatlah sesering mungkin. Pikirkanlah tujuan Anda setiap hari, visualisasikan langkah-langkah untuk mencapainya, visualisasikan perasaan Anda ketika Anda berhasil mendapatkan tujuan Anda, dan visualisasikan juga keuntungan yang Anda akan peroleh; hal ini sudah cukup untuk membakar motivasi yang lemah menjadi terbakar. Ingatlah, jika Anda tidak menyediakan waktu untuk memvisualisasikan tujuan Anda, maka tujuan Anda tidak akan pernah terjadi !

7. Gunakanlah filosofi “Think Big”, bersikaplah optimis dalam menghadapi tantangan hidup ini. Seorang juara tidak menghabiskan waktunya untuk berkeluh kesah dan memikirkan masalah yang dihadapinya, melainkan fokus terhadap solusi dan kesempatan yang tersedia. Arahkan dan fokuskan pikiran Anda pada tujuan Anda, maka motivasi tersebut akan muncul dengan sendirinya. Ingatlah, dengan berprinsip “Think Small” Anda akan mendapatkan hasil yang kecil. Jadi, putuskan untuk selalu berpikir besar (Think Big).

8. Buatlah target yang mendorong atau memberikan inspirasi kepada Anda. Buatlah taget itu jelas, terinci, terukur, realistis dan mempunyai batas waktu (SMART = Specific Measurable Achievable Realistic Time Bound). Janganlah mempunyai target yang mengambang dan tidak jelas. Bagilah target Anda menjadi beberapa bagian sehingga terasa realistis dan memompa motivasi kita untuk mewujudkannya.

9. Jagalah penampilan diri Anda, seorang yang sukses berhati-hati dalam penampilan dan gerak tubuhnya. Jalanlah sedikit lebih cepat, senyumlah dengan semangat, tariklah napas yang panjang, tegakkanlah postur tubuh Anda, ubahlah tatapan mata Anda sehingga menjadi lebih bersemangat. Dengan melakukan hal-hal tersebut, Anda akan meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi Anda akan bertambah. Ingatlah, “You’ve got to fake it, till You make it.” Jadi, perlihatkanlah tampilan sukses Anda !

10. Ambillah tindakan setiap hari agar semakin dekat dengan tujuan Anda. Tidak penting seberapa besar tindakan Anda, selama Anda terus memikirkannya dan mengambil tindakan yang konkrit untuk mewujudkannya, Anda pasti termotivasi.

Lakukanlah 10 strategi ini, saya yakin Anda akan menemukan motivasi dahsyat dari dalam diri Anda.